Media
Dakwah Islam Sekolah
Edisi : Senin, 6 Oktober 2014 Oleh : Saepul Hadi
Nomor : 001 /Artikel/Ikrema ( Ketua Ikrema Al – Wahid )
Makna Hari Raya
Idul Adha
Hari
Raya Idul Adha atau Hari Raya Haji adalah sebuah hari raya Islam yang
memperingati peristiwa kurban, karena itu dikenal juga dengan Hari Raya Kurban.
Peristiwa kurban tersebut adalah ketika Nabi Ibrahim as. bersedia mengorbankan
putranya, yaitu Nabi Ismail as. kepada Allah SWT.
Ketika
hendak disembelih, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba.
Peristiwa itu diabadikan oleh allah SWT di dalam Quran-Nya surat al Shaffat
ayat 102-109. Dari peristiwa itulah asal mula dilaksanakannya Hari Raya Kurban,
tidak lain untuk memperingati kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya.
Bagaimana tidak? Nabi Ibrahim as. yang sudah lama mengidam-idamkan kelahiran
seorang putra, harus menyembelih buah hatinya tersebut demi melaksanakan
perintah Allah SWT. Tetapi Allah SWT sudah membalas kepatuhannya tersebut,
menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba. Ketakwaan seperti Nabi Ibrahim
inilah yang patut kita teladani.
Adapun pesan yang tersirat dari peristiwa tersebut
adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.
Menurut Imam Syatibi dalam magmum opusnya al Muwafaqot, satu diantara nilai
universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama Islam menjaga hak hidup
(hifdzu al nafs).
Di hari Idul Adha, bagi umat islam yang mampu
dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, menyembelih
binatang kurban ini mengandung dua nilai, yakni kesalehan ritual dan kesalehan
sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan
perintah Tuhan yang bersifat transedental. Sedangkan dikatakan kesalehan
sosial, karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi
kemanusiaan. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam
adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhuafa lainnya. Dengan
disyari’atkannya kurban, kaum Muslimin dilatih untuk mempertebal rasa
kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan
sikap saling menyayangi terhadap sesama.
Meski waktu pelaksanaan penyembelihan dibatasi
(10-13 Dzulhijah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas
kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang
disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat
untuk terus ‘berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha. Mari kita
jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus,
yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial.
Akhir kata, Kami
mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Adha” bagi seluruh umat Islam di Indonesia
dan di seluruh belahan dunia yang merayakannya. Semoga Allah SWT menerima
kurban kita dan mempertemukan kita dengan rasul-Nya beserta para sahabat
dan shalihin di jannah-Nya. Amin…
loading...
Makna Hari Raya Idul Adha
4/
5
Oleh
Aku Pasti Bisa